Coba perhatikan lebih teliti, berapa banyak alat elektronika yang Anda gunakan di rumah saat ini. Apakah masing-masing sudah benar-benar mati setiap kali selesai digunakan. Jangan-jangan, Anda hanya mengubahnya ke mode standby dan tidak benar-benar memutusnya dari aliran listrik.
Kebanyakan alat-alat elektronika di rumah mungkin sebenarnya mengonsumsi energi listrik selama 24 jam penuh meski sangat rendah. Telepon, televisi, home theatre, komputer, printer, modem, microwave, AC, dan alat elektronika rumah tangga lainnya umumnya menyediakan mode standby agar pengguna bisa lebih cepat menyalakan saat dibutuhkan atau merekam memori yang sudah diprogram. Perangkat seperti jam digital, remot kontrol, dan sejenisnya malah wajib punya mode standby.
Perhatikan saja, di mana ada indikator lampu LED warna merah atau hijau pada alat-alat elektronika yang sudah tak digunakan, di situlah listrik masih disedot. Paling kelihatan misalnya adaptor listrik yang dibiarkan di colokan. Jika ditotal dalam setahun, energi yang dihabiskan bisa cukup signifikan lho dan bisa dikatakan sebagai "vampir energi".
Berapa besar potensi kerugian dari konsumsi listrik yang sia-sia ini bisa dihitung dari jumlah alat elektronik yang digunakan, umur alat-alat tersebut, dan lama penggunaannya. Hasil survei Sempra Energy, salah satu perusahaan energi yang masuk dalam daftar Fortune 500, konsumsi listrik dari mode standby ini menghabiskan 5 persen dari total konsumsi listrik rumah tangga di AS. Satu pelanggan seharusnya bisa menghemat 75-100 dollar AS per tahun jika tidak membiarkannya sia-sia.
Survei tersebut memang di AS. Di Indonesia, potensi kerugiannya bisa jadi sama, lebih kecil, atau bahkan lebih besar bergantung faktor-faktor yang memengaruhi. Namun, faktanya sama. Mode standby menghabiskan listrik cukup besar jika dilihat dalam jangka panjang.
Nah, bagaimana agar dompet Anda tak disedot "vampire energi" ini karena harus menanggung biaya energi yang sia-sia ini. Berikut setidaknya empat kiat untuk meminimalkan.
Pertama, kalau memungkinkan gunakan terminal listrik yang dilengkapi saklar on off untuk colokan TV, DVD player, komputer, dan printer bersamaan. Begitu tidak digunakan, matikan saklarnya. Jika salah satu masih digunakan, lainnya bisa dilepas.
Kedua, pilih baterai isi ulang atau charger untuk alat-alat listrik yang menggunakannya dengan model terbaru dan ganti yang sudah lama. Charger lama umumnya membutuhkan pengisian ulang lebih lama untuk hasil penyimpanan lebih sedikit.
Ketiga, jangan lupa lepaskan charger alat-alat elektronik begitu selesai digunakan. Charger umumnya mengonsumsi energi cukup besar meski tak terhubung ke alat elektronik.
Keempat, pilihlah produk-produk elektronik yang telah mendapat label Energy Star. Produk-roduk berlabel Energy Star dijamin dengan standar konsumsi saat mode standby paling rendah.
0 comments:
Post a Comment