Jika Anda pikir Research In Motion (RIM) atau Apple sebagai produsen ponsel pintar tersukses di tahun 2010, Anda salah. Karena, ternyata Nokia masih menguasai pangsa pasar smartphone secara global.
Menurut riset terbaru Strategy Analytics, di akhir tahun lalu, Nokia masih menguasai 34,2 persen pangsa pasar, dibandingkan RIM hanya sekitar 16,7 persen dan Apple sekitar 16,2 persen.
Dalam periode yang sama, vendor ponsel asal Finlandia itu berhasil mencatat tonggak sejarah baru sebagai produsen pertama yang berhasil memasarkan 100,1 juta unit smartphone secara global. Pencapaian ini dinilai fantastis karena sepanjang tahun 2010, ia berhasil mengapalkan 32,3 juta unit smartphone.
Sementara RIM, di saat yang sama, mampu mengapalkan sekitar 48,8 juta unit BlackBerry, meningkat signifikan ketimbang akhir tahun 2009 sekitar 34,5 juta unit. Begitu pun rival terdekatnya, Apple, dilaporkan telah mengapalkan 47,5 juta unit dari 25,1 juta unit di tahun 2009.
Secara menyeluruh, pengiriman smartphone secara global tumbuh 75 persen dan mencatat rekor baru penjualannya, yakni 94 juta unit per kuartal keempat tahun 2010. RIM masih mantap di posisi dua, sementara Nokia, meski masih menjadi 'raja', performanya terus memburuk.
"Di akhir tahun lalu, Apple lagi-lagi menjadi merk yang pertumbuhannya paling impresif dibandingkan dua merk besar lainnya. Di kuartal empat, Apple bahkan mampu melampaui penjualan RIM, walaupun secara total ia masih sulit untuk menggesernya dari posisi kedua," kata Tom Kang, direktur Strategy Analytics, yang dikutip VIVAnews dari Cellular News, Jumat 28 Januari 2011.
"Sepanjang tahun 2010, penjualan smartphone global mencapai 293 juta unit, naik hampir dua kali lipat dari tahun 2008 yang mencapai 151 juta dan 175 juta di tahun 2009. 3 vendor raksasa, termasuk Nokia, RIM, dan Apple masih mendominasi pasar hingga 2010, yang mana kombinasi pangsa pasar mereka bisa menyentuh 63 persen sendiri di tahun 2010. Ponsel-ponsel Android seperti Samsung, Motorola, HTC, dan Sony Ericsson terus mengancam posisi ketiga vendor raksasa," imbuh Neil Mawston yang juga menjabat sebagai direktur di Strategy Analytics.
0 comments:
Post a Comment